Sebagai perusahaan cat premium yang memiliki produk woodstain, Mowilex telah lama menaruh perhatian kepada dekorasi dan karya seni lokal yang banyak menggunakannya. Baru-baru ini Mowilex bersama Agung Rai Museum of Art (ARMA) Gellery meluncurkan buku ”Balinese Woodcarving – A Heritage to Treasure”.
Niko Safavi, Presiden Direktur Mowilex Indonesia, mengatakan, pembuatan buku yang merupakan bagian dari CSR perusahaan ini mengangkat kisah hidup lima maestro seni ukir kayu bali yang mendedikasikan hidupnya untuk memelihara kesenian tersebut. Tujuannya untuk mendukung industri seni ukir kayu Bali dan melestarikannya bagi generasi mendatang. Kelima maestro tersebut adalah I Made Ada, I Wayan Mudana, I Wayan Muka, I Nyoman Edi Suardana, dan I Wayan Suwija.
Selain itu, pemilihan kisah seniman ukir Bali ini juga mempertimbangkan bahwa seni ukir kayu Bali berkontribusi terhadap ekonomi kreatif Indonesia dan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 8,47% pada tahun 2018.
“Kami merasa terhormat karena para pengrajin Bali ini telah mempercayakan produk Mowilex Woodstain selama hampir satu abad. Karenanya, Mowilex akan selalu mendengarkan masukan agar dapat menyediakan produk terbaik lainnya untuk ukiran kayu di masa akan datang,” ujar Niko.
Adapun buku tersebut dicetak sebanyak 1.000 eksemplar yang akan didistribusikan secara gratis kepada pelaku industri perhotelan, desainer, dan semua pihak yang tertarik mengenal seni kerajinan ini. Buku versi digital pun tersedia, namun semuanya tidak dijual umum, karena Mowilex ingin target buku ini tepat sasaran bukan sekadar komersial.
Niko berharap cerita-cerita di dalamnya bisa menjadi sumber referensi bagi siapapun peminat seni ukir kayu Bali, terutama pelaku usah perhotelan, desainer interior, arsitek, dan pemilik usaha internasional, yang secara tidak langsung juga akan meningkatkan pengetahuan terhadap Mowilex.
”Tentu semua perusahaan ingin meningkat brand awareness-nya. Kami bersyukur telah diakui sebagai anggota dan mitra komunitas pengrajin kayu. Semakin kami mendekatkan diri dengan komunitas maka semakin meningkatkan awareness terhadap Mowilex,” ujarnya.
Sementara itu, Anak Agung Gede Rai, pemilik ARMA Gallery, menyatakan respons positif atas perhatian perusahaan cat sekelas Mowilex terhadap nilai-nilai dan kemajuan seni ukir di Indonesia khususnya Bali. “Buku ini bisa menjadi salah satu strategi utuk mempromosikan dan mewariskan seni ukir Bali, mendorong generasi muda untuk meneruskan kesenian ini,” ungkapnnya.
Sumber : https://swa.co.id/swa/csr-corner/dukung-pengrajin-kayu-mowilex-luncurkan-buku-kisah-pengukir-bali
Editor : Eva Martha Rahayu
rumah kotor, berantakan, dan kurang nyaman? mungkin anda harus membersihkannya, klik cleaning service jogja untuk mendapatkan pelayanan terbaik