Bencana Tsunami Selat Sunda pada 22 Desember 2018 telah meluluhlantahkan pesisir pantai di Banten. Dampaknya berimbas pada penurunan kunjungan wisatawan di wilayah tersebut. Padahal Banten memiliki destinasi-destinasi wisata menarik yang sering dikunjungi oleh masyarakat sekitar seperti Pantai Carita, Tanjung Lesung, Pantai Anyer dan lainnya.
Kini, Pemerintah Provinsi Banten melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan fasilitas pariwisata yang di terjang tsunami. Selain itu, terus mendorong wisatawan untuk kembali mengunjungi destinasi-destinasi di sana. Pasalnya, saat ini, Selat Sunda sudah aman untuk dikunjungi wisatawan karena menurut Badan Geologi aktivitas Gunung Anak Krakatau pasca-tsunami Selat Sunda telah menunjukkan penurunan aktivitas dan tidak ada fenomena bertumbuh.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian ESDM pun pada 25 Maret 2019 telah menurunkan status Gunung api Anak Krakatau dari level III (Siaga) menjadi level II (Waspada) dengan radius aman menjadi 2 km dari sebelumnya 5 km dari kawah.
“Saya tegaskan lagi radius aman itu 2 km dari kawah Anak Krakatau, bukan dari pesisir pantai. Dengan demikian kawasan wisata di Selat Sunda aman dikunjungi wisatawan,” kata Menteri Pariwisata, Arief Yahya, dalam Kunjungan Kerja ke Tanjung Lesung, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Ia pun menargetkan untuk pemulihan pariwisata di Selat Sunda akan selesai pada bulan Juni 2019. Adapun strategi yang dilakukan yakni pembinaan di bidang SDM, kedua dipemasaran dan pemulihan destinasi-destinasi yang terdampak tsunami. Dalam program tersebut, Menpar telah memiliki 49 kegiatan guna mempercepat pemulihan.
“Saat ini sudah ada 16 kegiatan yang sudah selesai atau sudah 32,65%, saya berharap ini menjadikan titik balik bagi Selat Sunda,” jelasnya. Menpar juga menargetkan khusus di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung & bisa mencapai satu juta wisatawan setiap tahunnya. Menurutnya, jika pembangunan tol Serang-Panimbangan selesai dari Jakarta-Tanjung Lesung hanya menempuh waktu sekitar dua jam. Sehingga ini menjadi pontesi besar untuk mendatangkan wisatawan karena letaknya tidak jauh dari Ibu Kota DKI Jakarta.
“Saya menginformasikan kepada Presiden, jika ada tol dari Serang-Panimbangan maka akan menghasilkan pemasukan atau devisa bagi negara sebesar US$ 1 miliar, karena akan bisa mempercepat waktu tempuh sehingga bisa mendatangkan lebih banyak wisatawan dalam negeri dan luar negeri,” ujarnya.
Arief juga mendorong untuk pembuatan bandara di wilayah Banten. Menurutnya, khususnya di wilayah Pandeglang yang terisolasi. Karena ini akan mempercepat perkembangan pariwisata di wilayah Banten. “Saya contohkan pembangunan Bandara di Si langit, awalnya penumpang di sana hanya 100 ribu, kemudian tumbuh menjadi 280 ribu dan sekarang sudah sekitar 420 ribu penumpang, artinya pertumbuhannya sangat cepat dan saya targetkan di Banten juga akan bisa seperti ini,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama Bupati Pandeglang, Irna Narulita mengungkapkan bahwa di Kabupaten Pandeglang memiliki 265 obyek wisata namun belum dikelola dengan baik. Ia berharap dengan adanya tol dan pembangunan bandara akan mempercepat pengembangan pariwisata di Pandeglang.
“Kami memiliki cita-cita besar untuk mengelola pariwisata di wilayah ini, dalam waktu dekat kami juga akan memiliki Geopark atau taman di Ujung Kulon yang sebentar lagi akan menjadi Geopark Nasional,” jelasnya.
Sumber :
https://swa.co.id/wicf/news/strategi-menpar-pulihkan-pariwisata-di-selat-sunda
Editor : Eva Martha Rahayu
klik disini jika anda membutuhkan jasa bersih kost dan rumah jogja