HOUSTON. Chevron Corp gagal mengakuisisi Andarko Petroleum Corp. Perusahaan energi asal Amerika Serikat ini dikalahkan oleh Occidental Petroleum Corp yang memberikan penawaran lebih tinggi yaitu sebesar US$ 38 miliar.
Occidental mendapatkan bantuan pendanaan dari investor besar, miliarder Warren Buffett sehingga diperkirakan bisa memenangkan tawaran ini. Padahal Occidental hanya perusahaan kecil yang berukuran seperempat ukuran Chevron.
Dengan memenangi tawaran ini, Occidental berencana akan memperbesar produksi non-minyak serpih sehingga memperkuat posisinya di ladang minyak Permian di Texas Barat dan New Mexico. Ini merupakan shale terbaik di Amerika Serikat.
Chevron menolak untuk menaikan penawaran setelah Occidental meningkatkan penawaran sebesar US$ 76 per saham. Chevron yang merupakan produsen minyak terbesar ke-2 di AS, yang menerima biaya putus kerja ini sama sebesar US$ 1 miliar, dan akan berlaku untuk program pembelian saham kembali senilai US$ 5 miliar.
Chief Executive Officer Chevron Mike Wirth memutuskan untuk melanjutkan akuisisi ini, meskipun perusahaan bisa menyamai atau mengalahkan tawaran dari Occidental.
"Jangan salah. Kami memiliki kapasitas finansial untuk mengalahkan Occidental, tetapi kami menyimpulkan bahwa tawaran yang meningkat akan mengurangi nilai bagi pemegang saham kami, dan itu akan mengurangi pengembalian modal perusahaan,” kata Wirth, dilansir dari Reuters, Jumat (10/5).
Anadarko mengatakan telah menandatangani perjanjian definitif dengan Occidental. Pihaknya mengharapkan aksi merger ini akan selesai pada paruh kedua tahun ini. Namun kesepakatan itu masih terhadap mengenai isu anti monopoli.
Analis Edward Jones Jennifer Rowland menyatakan keputusan Chevron menunjukkan bahwa perusahaan tetap bersikap disiplin dengan mempertimbangkan aspek penguatan modal perusahaan.
“Saya sedikit terkejut atas keputusan mereka, tetapi senang bahwa mereka tidak terjebak dalam perang penawaran dengan Oxy. Perusahaan tampil dengan keinginan untuk menang dalam segala cara. Anadarko cocok untuk Chevron, jadi aku tidak berharap mereka akan berbelanja di Peresmian,” jelas Rowland.
Aset utama Anadarko berada di shale oil AS, Teluk Meksiko dan proyek gas alam cair di Mozambik dipandang sebagai sebagai sesuatu yang logis Chevron tertarik. Tapi itu bukan sesuatu yang dibutuhkan perusahaan.
"Chevron tidak memiliki tujuan obyektif untuk mengakuisisi Anadarko. Halam hal ini, perusahaan akan terlibat dalam skala besar lainnya (merger dan akuisisi)," kata Pavel Molchanov, seorang analis dari Raymond James.
Hari ini saham Chevron ditutup 3,1% lebih tinggi di posisi US$ 121,19 sementara saham Occidental turun 6,4% menjadi US$ 56,33, atau terendah dalam satu dekade. Sementara saham Anadarko turun 3,3% menjadi US$ 73,39.
Sejumlah investor memilih menjual saham dari emiten minyak melihat peningkatan pengeluaran untuk pengeboran alih-alih sehingga mengembalikan uang tunai kepada pemegang saham. Mereka menyerukan disiplin modal, yang didefinisikan sebagai peningkatan produksi sebesar 4% per tahun dan mempertahankan dividen 4%.
Beberapa investor juga mengkritik keputusan Occidental untuk mengakusisi Anadarko dengan mengecualikan suara pemegang saham dalam kesepakatan tersebut. Misalnya saja, pemegang saham terbesar keenamnya, T. Rowe Price Group Inc menganggap keputusan itu terlalu berisiko besar jika harga minyak goyah dan perusahaan tidak dapat menghasilkan US$ 3,5 miliar per tahun dalam penghematan biaya yang telah dijanjikan.
Di sisi lain nilai merger dan akuisisi minyak dan gas AS turun ke level terendah selama 10 tahun terakhir pada kuartal pertama 2019. Penyebabnya investor menjual saham perusahaan yang menghabiskan lebih banyak biaya untuk pengeboran daripada membeli kembali dan dividen.
Sumber : https://internasional.kontan.co.id/news/chevron-gagal-mengakusisi-andarko-petroleum-corp
Reporter: Ferrika Sari
Editor: Yoyok
Ingin rumah anda bersih maksimal tanpa mengeluarkan tenaga? segera hubungi jasa bersih rumah jogja untuk solusi terbaik