BEIJING. Aktivitas pabrik China menyusut lebih dari yang diharapkan pada bulan Juni, sebuah survei manufaktur resmi menunjukkan, menyoroti perlunya lebih banyak stimulus ekonomi karena tarif AS dan permintaan domestik yang lebih lemah meningkatkan tekanan pada pesanan baru untuk barang.
Indeks Pembelian Manajer (PMI) berdiri di 49,4 pada bulan Juni, Biro Statistik Nasional China mengatakan pada hari Minggu, tidak berubah dari bulan sebelumnya dan di bawah tanda 50 poin yang memisahkan pertumbuhan dari kontraksi secara bulanan. Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan pembacaan 49,5.
Pembacaan manufaktur yang lemah kemungkinan akan membayangi kemajuan yang tampak jelas yang dibuat oleh para pemimpin AS dan Cina di KTT G20 di Jepang pada akhir pekan dalam memulai kembali pembicaraan mereka yang bermasalah mengenai tarif di tengah perang dagang yang mahal.
Mereka juga akan memicu kekhawatiran tentang menghambat pertumbuhan di China dan risiko resesi global, meskipun data ekspor dan keuntungan industri sedikit lebih baik dari perkiraan pada bulan Mei.
Banyak ekonom masih mengharapkan ekonomi menghadapi tantangan kuat dalam beberapa bulan mendatang karena permintaan domestik terputus-putus dan risiko eksternal meningkat.
"Meskipun hasil dari KTT G20 (di Osaka) mungkin meningkatkan kepercayaan untuk beberapa entitas, pertumbuhan organik dalam ekonomi masih tidak mencukupi, dan kebijakan stimulus kontra-siklus perlu dipertahankan," tulis para peneliti di Huatai Securities dalam sebuah catatan penelitian tentang Minggu.
"Indeks PMI terus jatuh di seluruh papan bulan ini, dan hanya sub-indeks persediaan bahan baku naik karena permintaan yang lemah," catatan penelitian membaca.
Pada bulan Juni, pertumbuhan output pabrik China melambat, dengan subindex turun menjadi 51,3 dari 51,7 pada Mei sementara kontraksi dalam total pesanan baru meningkat menjadi 49,6 dari 49,8.
Pesanan ekspor memperpanjang penurunan mereka dengan sub-indeks jatuh ke 46,3 dari 46,5 Mei, menunjukkan pelemahan lebih lanjut dalam permintaan global.
Pesanan impor juga memburuk, mencerminkan melemahnya permintaan di dalam negeri meskipun langkah-langkah pendukung pertumbuhan diluncurkan awal tahun ini.
Southwest Securities mengatakan lemahnya pesanan ekspor baru mencerminkan memudarnya efek front-loading, yang telah sementara meningkatkan ekspor karena perusahaan-perusahaan Cina bergegas untuk melakukan pemesanan sebelum lebih banyak tarif diberlakukan.
Presiden Donald Trump dan Xi Jinping mengadakan pembicaraan yang mencairkan es di KTT G20 pada hari Sabtu. Namun, media pemerintah China memperingatkan pada hari Minggu Beijing dan Washington kemungkinan akan menghadapi jalan panjang sebelum kedua negara dapat mencapai kesepakatan.
Analis di Nomura memperkirakan setiap keuntungan yang dicapai pada kesepakatan perdagangan sementara antara Cina dan Amerika Serikat akan terbukti cepat berlalu dengan eskalasi yang diperbarui yang kemungkinan akan semakin jauh.
Trump telah mengenakan tarif pada $ 250 miliar barang-barang Cina dan mengancam untuk memperpanjang mereka ke $ 300 miliar, yang secara efektif akan mencakup semua ekspor Cina ke Amerika Serikat. China telah membalas dengan tarif impor AS.
Untuk menghadapi tantangan ekonomi, para pembuat kebijakan telah merilis berbagai langkah dan diharapkan untuk meluncurkan lebih banyak. Perdana Menteri Li Keqiang pekan lalu berjanji akan memangkas suku bunga riil atas pembiayaan untuk perusahaan kecil dan mikro.
Goldman Sachs mengatakan kurangnya kemajuan substantif dalam pembicaraan perdagangan Sino-AS di G20 akhir pekan lalu menyarankan stimulus, termasuk pemangkasan persyaratan cadangan bank, kemungkinan diperlukan.
"Kami mengharapkan pelonggaran kebijakan lebih lanjut (dua lagi rasio persyaratan cadangan dipangkas dalam 2H tahun ini, lebih banyak langkah fiskal untuk mendukung investasi infrastruktur) akan datang dalam beberapa bulan mendatang," kata Goldman Sachs dalam sebuah catatan.
Produsen terus memangkas pekerjaan pada Juni, dengan sub-indeks kerja turun menjadi 46,9, dibandingkan dengan 47,0 pada Mei, ketika menyentuh level terendah yang terlihat sejak Maret 2009.
Sebuah survei bisnis resmi menunjukkan aktivitas di sektor jasa China tetap kuat di bulan Juni meskipun ada tekanan yang meningkat pada ekonomi yang lebih luas dari langkah-langkah perdagangan AS, dengan angka resmi di 54,2 di bulan Juni dari 54,3 di bulan Mei.
Beijing telah mengandalkan sektor jasa yang kuat untuk mengatasi kelonggaran karena mencoba mengalihkan perekonomian dari ketergantungan pada industri berat dan ekspor manufaktur.
Sumber : https://english.kontan.co.id/news/chinas-factory-activity-shrinks-as-us-tarrifs-slowdown-hit-orders
rumah berantakan, kotor, dan kurang nyaman? klik cleaning service rumah jogja untuk mendapatkan solusi terbaik
