JAKARTA. Akuisisi Semen Holcim oleh PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) telah rampung.
Bukan hanya kenaikan volume produksi, akuisisi perusahaan yang namanya kini berganti menjadi PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) turut memberikan dampak efisiensi bagi Semen Indonesia (SMGR).
Secara kuartalan, penjualan Semen Indonesia (SMGR) naik sebesar 1,2% menjadi Rp 8,22 triliun.
Pada saat yang bersamaan, beban pokok perusahaan ini juga turun 2,4% menjadi Rp 5,77 triliun.
Kepala Departemen Komunikasi Perusahaan Semen Indonesia Sigit Wahono mengatakan, penurunan beban pokok karena adanya sinergi antara keduanya.
Bentuk sinergi yang mampu diinisiasi salah satunya pengadaan batubara pada level grup.
"Sehingga, harga yang didapatkan lebih baik dan kompetitif," ujar Sigit saat kegiatan Public Expose 2019 di Bursa Efek Indonesia, Rabu (21/8).
Penataan ulang jalur distribusi juga menjadi faktor efisiensi sehingga margin yang didapat menjadi lebih optimal.
Efisiensi memang menjadi satu dari empat strategi prioritas SMGR setelah mengakuisisi Holcim.
"Jika awalnya hanya produk semen, kini beralih ke produk turunan semen," ujar GM of Marketing Semen Indonesia Johanna Daunan pada kesempatan yang sama.
Strategi ketiga adalah, mengubah visi SMGR dari perusahaan persemenan menjadi penyedia solusi bahan bangunan di regional.
Keempat dengan membuat satu tujuan dan budaya yang sama.
Dengan strategi itu, diharapkan kinerja perusahaan meningkat. Terlebih, margin SMGR masih flat.
Pada kuartal kedua 2019, margin laba kotor SMGR turun menjadi 29,8% dari sebelumnya 31,1% pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Meski begitu, margin laba kotor secara kuartalan sebetulnya naik dibandingkan kuartal satu 2019 yang mencapai 27,2%.
"Karena margin yang masih flat, kami berharap di semester dua nanti dapat meningkat," ujar SPV of SMO & Communication Semen Indonesia Ami Tantri.
Reporter: Yasmine Maghfira
Editor: Herry Prasetyo
Ingin kost anda bersih maksimal tanpa mengeluarkan tenaga? segera hubungi jasa bersih kost jogja untuk solusi terbaik
