KlinKlin Indonesia merupakan jasa cleaning service panggilan no.1 di Indonesia. Kami melayani jasa bersih kost Bandung, jasa bersih rumah Bandung dan cleaning service Bandung. Cabang kami tersebar di berbagai wilayah seperti cleaning service jakarta, bandung, jogja, surabaya, malang, semarang, balikpapan, bontang dan lainnya. Hubungi 085877678008
Showing posts with label startup. Show all posts
Showing posts with label startup. Show all posts

Kiat Aditya Triantoro Orbitkan The Little Giantz


Takjub menonton film Jurassic Park di bioskop tahun 1993, Aditya Triantoro yang saat itu berusia sembilan tahun tidak percaya bahwa komputer bisa digunakan untuk membuat animasi. Melihat kecanggihan di film itu, sang ayah menjelaskan kepadanya bahwa komputer tidak hanya untuk mengetik dokumen berformatWord/Excel atau bermain aneka game, tetapi juga bisa untuk membuat animasi. “Dari situ saya mulai ada ketertarikan, bahwa computer graphic bisa diaplikasikan secara luas,” kata Aditya mengenang.





Animasi dalam film Jurassic Park itu rupanya sangat membekas dalam dirinya. Hari-hari Aditya selanjutnya diisi dengan kegiatan yang terkait animasi. Apalagi, ia hobi menggambar. Setamat SMA, ia putuskan untuk belajar animasi secara otodidak. Untuk menjajal kemampuannya ini, di tahun 2003 Aditya mengikuti lomba Bubu Awards Web Design dan berhasil menjadi Juara I se-Indonesia. Kemudian, ia merambah bidang animasi. Ini pun ia belajar secara otodidak pula. Hingga sekarang ia konsisten berkiprah di bidang animasi.





Begitulah sepenggal pengalaman Aditya, animator sekaligus CEO dan Co-Founder The Little Giantz. Prinsipnya, setiap individu memiliki bakat danpassion. Apabila seseorang telah menemukan bakat dan passion-nya, yang mesti dilakukan adalah mengembangkannya hingga meraih sukses. “Saya merasa animasi adalah akar saya karena story telling. Jiwa saya ingin menceritakan sebuah cerita,” tutur lelaki kelahiran Jakarta, 25 September 1984, ini.





Salah satu kisah suksesnya di dalam negeri, bahkan jadi milestone selama berkiprah di ranah animasi, adalah menciptakan Nussa, video animasi keluarga bertema islami yang diunggah di YouTube. Nussa Official, demikian nama kanalnya, mengunggah konten kreatif dan edukatif bernuansa islami. Konten video Nussa diunggah pertama kali di YouTube pada 25 Oktober 2018. Kini, jumlah subscriber kanal Nussa Official di YouTube telah mencapai lebih dari 1,8 juta. Dari 21 video yang telah diunggah, kanal Nussa Official telah ditonton lebih dari 111 juta kali.





Aditya mengakui, pasar animasi di Tanah Air sangat menarik. Banyak pemain yang menggarap video bertema keluarga, tetapi tidak sukses karena segmennya belum terbentuk. Terutama, video bertema keluarga islami. Maka, Nussa memberanikan diri untuk membentuk pasarnya. “Kita harus berani ambil konsep yang berbeda dan beraninya lagi, kita membawakan agama. Kita sadar jika kita membawakan agama, ilmu agama kita juga harus hebat,” ia menerangkan.





Menurutnya, populasi Indonesia terbesar adalah pemeluk agam Islam. Sayangnya, jumlah animasi yang menyuguhkan konten islami hanya bisa dihitung dengan jari. Kontennya pun kurang kreatif, sehingga tidak menyedot minat penonton lantaran durasinya cukup panjang, rata-rata lebih dari 10 menit. Kualitas konten pun terabaikan. “Kami think out of the box. Daripada mengejar 11 atau 12 menit, ujung-ujungnya orang hanya menonton satu menit, lebih baik berani tiga menit tapi yakin ditonton sampai akhir. Itu adalah challenge-nya. Kami buat islami karena segmennya Indonesia, kontennya edukatif,” ungkap Aditya.





Nussa tidak ditayangkan di stasiun televisi karena memang konsep awalnya adalah memberi edukasi akhlak islami kepada anak-anak di YouTube. “Kalaupun TV mau tayangkan Nussa, kami tidak di-driver TV, tapi kami yang driver TV,” ia menegaskan. Sebab, kehadiran Nussa merupakan elaborasi The Little Giantz untuk memberikan kontribusi tontonan yang positif bagi anak-anak sebagai calon penerus bangsa.





Aditya sangat berhati-hati dalam membuat konten agar tidak dituding memberi informasi yang salah. Karena itu, ia selalu meminta nasihat kepada Ustaz Felix Siauw dan Ustaz Abdul Somad yang memberikan arahan mengenai konten kreatif berbasis agama ini.





“Jadi, di The Little Giantz ada divisi service yang sudah ada sejak tahun 2016 dan ada divisi Nussa yang baru lahir Juli 2018,” katanya. Sebelum menjadi CEO The Little Giantz, ia sempat bekerja di beberapa studio animasi, di antaranyaCastle Production, Infinite Frameworks Studios, Sparky Animation, One Animation Pte. Ltd. Singapura, hingga One Indonesia.





Pencapaiannya tidak mudah, lantaran ia tak sempat kuliah karena ketika itu ayahnya sakit. Akhirnya, ia belajar otodidak. Untuk membantu ekonomi keluarga, ia sempat bekerja di resto cepat saji McDonald's dan KFC. Debutnya di bidang animasi terjadi pada 2005 saat bekerja di rumah produksi dengan proyek pertamanya animasi daun jatuh pada iklan Teh Sariwangi.





Singapura menjadi negeri jiran yang paling lama ia tinggali (2008-2015). Di sana ia merintis karier dari bawah di perusahaan One Animation Pte. Ltd. Sewaktu menjabat sebagai kepala departemen di perusahaan ini, ternyata banyak orang Indonesia yang menduduki jabatan sama. Ia melihat orang-orang Indonesia pandai dan sangat dihargai. Dalam benaknya muncul keinginan untuk memajukan industri animasi di Indonesia. Tahun 2016, ia kembali pulang ke Indonesia. Lalu, bersama koleganya mendirikan The Little Giantz. Mereka adalah Yuda Wirafianto (sebagai Chief Financial Officer The Little Giantz), Ricky Manoppo (Chief Operating Officer), dan Bony Wirasmono (Chief Creative Officer).





Bersama tim yang beranggotakan 20 orang, The Little Giantz mulai mengerjakan sejumlah proyek dari berbagai institusi asal Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Finlandia, Denmark, dan Malaysia. Bahkan, 90-95 persen proyek animasi yang digarap berasal dari luar negeri, dengan genre hero yang paling banyak (70 persen), diikuti genre kisah perjalanan dan remaja (teens). “Saat ini The Little Giantz telah mengerjakan project-project yang sudah tayang di Disney Channel, Disney XD, dan Nickelodeon. Dalam projectitu, kami berkontribusi semuanya, mulai dari ide, pembentukan karakter, hingga cerita,” Aditya menjelaskan.





Kepedulian Aditya mengembangkan industri animasi dalam negeri melalui suguhan animasi Nussa dinilai oleh pengamat industri kreatif Yorris Sebastian sebagai hal positif yang patut diacungi jempol. Menurut Yoris, ada kecenderungan anak muda Indonesia yang sukses di luar negeri tetap ingin berkarya untuk Indonesia. Salah satunya, The Little Giantz ini. “Tentunya, masih perlu perjuangan. Namun, saya yakin nantinya animasi lokal pasti bisa berjaya di Indonesia,” katanya tandas.





Disinggung soal kanal YouTube untuk tayangan Nussa yang berarti tidak bernilai bisnis, Yorris menyatakan bahwa bisnis ini sebenarnya bermain di Internet Protocol (IP). Jadi, revenue-nya bukan hanya dari Nussa yang di YouTube, melainkan bisa digali dari berbagai hal. Sponsorship, salah satunya. Juga, brand collaboration dalam bentuk event serta strategi lainnya untuk menambah pundi-pundi pendapatan The Little Giantz.





“Tetap idealis namun tetap sustainable dan profitable, inilah tantangannya,” ujar Yorris. Maka, bagi startup yang bermain di industri animasi atau yang sejenisnya, kiatnya adalah perkuat IP dan pelajari omni channel untuk mendapatkan revenue tambahan, dan bisa belajar model bisnis dari berbagaistartup di dunia.





Vina Anggita & Vicky Rachman





Riset: Armiadi Murdiansah 





Sumber : https://swa.co.id/youngster-inc/youngsterinc-startup/kiat-aditya-triantoro-orbitkan-the-little-giantz





apakah anda ingin membersihkan rumah atau kost anda namun tidak memiliki waktu luang? serahkan kepada kami, klik jasa bersih rumah dan kost jogja untuk solusi terbaik


Download >>

Greenhouse Bantu Pengusaha Muda Bangun Startup dalam 54 Jam


Greenhouse, penyedia ruang kerja dan solusi terintegrasi untuk pertumbuhan bisnis, menyelenggarakan kompetisi Startup WeekendJakarta 2019 di Greenhouse Cowork Multivision Tower, Jakarta Selatan pada 5-7 April 2019.





Startup Weekend merupakan rangkaian acara global selama satu akhir pekan atau sekitar 54 jam, berbagai golongan seperti pengembang, manajer bisnis, penggemar startup, desainer grafis dapat mengajukan ide untuk perusahaan startup baru, membentuk tim berdasarkan ide-ide itu, dan bekerja sama untuk mengembangkan presentasi atau prototipe yang berfungsi.





Startup Weekend bisa mempercepat pemahaman orang tentang apa itu startup, bagaimana cara memulainya, dan apa saja yang dapat dilakukan hanya dalam 54 jam,” jelas Viktor Kyosev, Head of Indonesia di Greenhouse. 





Acara ini pertama kali dimulai oleh Techstars, sebuah akselerator dan komunitas startup asal Amerika Serikat, pada 2007. Sejak itu, acara ini telah diadakan di lebih dari 150 negara.





“Sejauh ini, Greenhouse telah menyelenggarakan dua Startup Weekend;  November 2018 dan  April 2019. Kami dengar bahwa pada Startup Weekend tahun lalu, dua perusahaan menerima tawaran untuk investasi pra-bibit, salah satunya memperoleh dana dan masih beroperasi", tambah Viktor.





Tahun ini, sekitar 100 pengusaha, desainer, dan pengembang Indonesia berpartisipasi dalam Startup Weekend Jakarta yang terbagi menjadi 14 tim berdasarkan ide-ide mereka untuk merancang model bisnis dan prototipe produk. Untuk membantu membimbing mereka, para peserta juga menerima umpan balik dari sejumlah pengusaha sukses Indonesia dan internasional yang hadir sebagai mentor.





 
Menurut Viktor, antusiasme dan pengetahuan yang ditunjukkan oleh peserta Startup Weekend adalah bukti berkembangnya komunitas startup Indonesia. “Sangat luar biasa untuk membandingkan perbedaan dalam pengetahuan dan kesadaran mengenai topik-topik seperti digitalisasi, teknologi, dan model lean startup dalam periode waktu yang singkat sejak Startup Weekend terakhir yang kami selenggarakan. Indonesia sedang menyusul belahan dunia lainnya dengan sangat cepat dan kami bangga bisa mendukung kemajuan itu."





Di akhir acara, setiap tim mempresentasikan startup mereka kepada panel juri yang mengevaluasi kelayakan model bisnis mereka dan bagaimana mereka menjalankan strategi mereka. Panel ini terdiri dari lima pemain berpengalaman dalam ekosistem startup dan investasi 





Asa, sebuah
platform yang bertujuan mendorong kesadaran kesehatan mental melalui
menghubungkan pengguna dengan terapis dan psikolog terpilih menjadi juara ketiga. Penghargaan
kedua  diberikan pada Gerobak Sayur, sebuah startup yang mempromosikan
distribusi makanan berkelanjutan dengan menyalurkan kembali produk segar dari
supermarket ke penjual keliling tradisional.Votogenic, sebuah platform yang menyediakan
pilihan fotografer on-demand sesuai dengan kebutuhan pengguna berhasil menjadi
pemenang pertama.





Selain itu, para peserta juga memilih pemenang People’s Choice berdasarkan preferensi mereka. Penghargaan ini diberikan kepada Wacana, sebuah "Tinder untuk profesional" yang bertujuan menggunakan tes kepribadian untuk menghubungkan individu-individu yang dapat mendukung pengembangan diri masing-masing.





Greenhouse percaya bahwa format Startup Weekend berpotensi besar untuk membantu pengusaha Indonesia mempelajari realita sehari-hari dalam menjalankan sebuah startup. “Kami sangat selektif ketika memilih fasilitator - yang terakhir datang jauh-jauh dari Denmark, tahun ini dari Australia - serta mentor dan juri. Dengan itu, kami dapat menyediakan semua sumber daya yang diperlukan bagi peserta kami untuk sukses,” lanjut Viktor.





Viktor berharap para peserta dalam acara seperti Startup Weekend akan terus bekerja di komunitas startup setelahnya, dan menyatakan kesediaan Greenhouse untuk membantu. “Ke depan, kami ingin terus mendukung startup dan meninjau bagaimana kami dapat membantu mereka dalam proses penggalangan dana melalui jaringan mitra legal dan venture capital (VC) kami di Indonesia.”





Sumber :
https://swa.co.id/swa/trends/greenhouse-bantu-pengusaha-muda-bangun-startup-dalam-54-jam





cleaning service panggilan jogja terbaik dengan layanan memuaskan dan harga terjangkau, hubungi kami segera


Download >>

Berbagi Bisnis ala Vincent


Apa jalan cepat untuk berbisnis? Bagi yang tak ingin repot, pakar bisnis kerap menyarankan jalur yang satu ini: mengambil waralaba (franchise).





Namun, tentu saja, memilih waralaba yang tepat, menguntungkan, dan risikonya terukur tidaklah mudah. Terbukti, banyak cerita sedih di tengah menjamurnya waralaba. Investor merugi. Padahal, sudah banyak uang dibenamkan.





Melihat hal itu, Heinrich Vincent bersama tiga temannya datang menawarkan gagasan: Bizhare, sebuah bisnis equity crowd investment. Ide ini muncul setelah Vincent mengambil waralaba Indomaret bersama enam temannya di Bogor, pertengahan 2017. Saat itu butuh Rp 1 miliar satu gerai. Bukan nilai sedikit bagi banyak orang.





“Saya terpikir mengapa tidak membuat cara investasi bersama (equity crowd investment). Bukan saja (untuk) bisnis ritel, tapi waralaba lain. Investor (pun) bukan kontrak jangka pendek. Namanya tertulis di PT sebagai pemegang saham,” ungkapnya.





Oktober 2017 Bizhare berdiri. Vincent menggandeng tiga teman yang bertemu saat perhelatan Gerak Nasional 1.000 Startup Digital. Ketiga rekannya itu adalah Gatot Adhi Wibowo (menjadi CFO), Giovanni Umboh (CTO), dan Wahyu Sanjaya (CIO). Sementara Vincent sendiri didapuk menjadi CEO Bizhare.





Awalnya, Bizhare berbentuk grup Whatsapp(WAG). Isinya para calon investor yang terkumpul lewat getok tular. Interaksi pun terjadi. Setelah Vincent dkk. mengirimkan proposal ke pihak franchisor, mereka melemparnya ke grup. Siapa tertarik, lalu berinvestasi. Laporan dikirim rutin.





Lama-kelamaan, jumlah anggota berkembang. Bizhare lalu dikembangkan menjadi web-based, dan Juni 2019 akan menjadi aplikasi. Pertimbangannya: investor ingin lebih mudah memilih waralaba dan melihat hasil investasi.





Sekarang, 14 ribu investor bergabung di Bizhare dengan investasi mulai dari Rp 5 juta. Lewat Bizhare.id mereka memilih beragambisnis, dari ritel, gerai makanan, hingga tambak udang yang nilai investasi per bisnisnya mulai dari Rp 200 juta hingga miliaran rupiah. “Di website juga bisa terlihat detail bisnis waralaba yang sudah maupun yang akan dibuka. Diketahui ROI (return on investment) berapa persen per tahun, estimasi profit per bulan berapa,” kata Vincent, lajang kelahiran 18 Agustus 1994.





Saat ini rekanan pewaralaba (franchisor) yang bergabung makin beragam, mulai dari laundry, resto, hingga tambak udang. Di antaranya, Laundry Klin by KlinnKlin, Kedai Kopi Foresthree, Smokey Kebab, Fish Streat, Mr. Montir, dan Tambak Udang Vadame by Baba Rafi Group.





Untuk menjaga kepercayaan, Vincent dkk. mengelola laporan keuangan serta pembagian profit. Keuntungan dikirim ke fitur e-wallet yang tersedia di website.Investor bisa mencairkannya, mentransfer ke rekening masing-masing. Laporan keuangan bisa dilihat di dashboard dandiunduh.





Agar maksimal, Bizhare memiliki tim pendukung (business support) untuk waralaba yang sudah dibuka. Jadi, dalam setiap waralaba yang dibuka, ada PT sendiri. Lalu, dari para investor, dipilih yang menjadi direktur serta komisaris. Merekalah yang berinteraksi dengan pewaralaba dan business support Bizhare.





Bizhare mengambil 5 persen dari total investasi. Tiap bulan ada biaya 5 persen dari tiap profit yang dibagikan ke investor. “Bisa saja kami lepas, diambil fee di depan. (Namun) Dengan mengambil profit, sebenarnya (itu) bagian dari tanggung jawab moral kami, agar terus memikirkan waralaba yang ditawarkan tetap bagus, juga sebagai dari operation cost business support kami,” kata Vincent yang pernah mendirikan perusahaan konsultan arsitektur.





Anang Sukandar, Ketua Kehormatan Asosiasi Franchise Indonesia, menyambut terobosan yang dilakukan Bizhare. Dalam acara seminar Investing Business in Digital Era pada 23 Februari lalu di Menara by Kibar, Anang mengajak yang kekurangan modal untuk buka waralaba melalui platform yang dibesut Vincent dkk. “Bizhare ini sangat tepat sebagai solusi bagi mereka yang kekurangan modal,” katanya.





Tanpa bisa ditahan, berkembangnya Bizhare membuat para investor ingin mendanai usaha ini. Vincent dkk. kini dalam proses legal dengan Plug and Play Tech Center, akselerator startup jaringan dan platform inovasi. Selain itu, mereka juga dalam penjajakan dengan sebuah venture capital dari Singapura dan angel investor dari Indonesia.





Menurut Vincent, saat ini ada 12 bisnis waralaba yang dibangun dengan total dana yang diputar mencapai Rp 6,2 miliar. Dia menargetkan hingga akhir 2019 uang diputar mencapai Rp 40 miliar untuk mendanai 80 bisnis.





Bagi Nilam Sari, CEO Baba Rafi --seperti disampaikannya saat memperkenalkancontainer smokey kebab di SPBU Kemang yang dikembangkan melalui Bizhare.id pada Februari lalu-- konsep gotong royong dalam permodalan waralaba ini memudahkan masyarakat yang ingin memulai bisnis tetapi terkendala modal. Nilam menyebutkan, untuk tipe kontainer kebab ini investasinya Rp 250 juta, dengan sistem gotong royong bisa hanya Rp 25 juta-30 juta per orang. Selain di SPBU Kemang, gerai serupa juga akan dibuka di SPBU Mampang bersama Bizhare.





Melihat perkembangan Bizhare, wajar jika Vincent dkk. merasa senang. Namun, Anang Sukandar mengingatkan bahwa walau investornya sudah belasan ribu, Bizhare harus tetap selekif dalam memilih waralaba. “Bizhare harus meningkatkan analisis dalam pemilihan bisnis franchise apa yang mau dibuka karena ini berhubungan dengan kepercayaan investor,” kata Anang.(*)





Sumber :
https://swa.co.id/youngster-inc/youngsterinc-startup/berbagi-bisnis-ala-vincent





rumah anda kotor? tenang, klik jasa bersih bersih jogja untuk solusi terbaik


Download >>

Christina Suriadjaja, Kembangkan Travelio dengan Disiplin pada KPI


Sebagai cucu Benjamin Suriadjaja, pendiri PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSI), masa depan Christina Suriadjaja tentulah sudah terjamin. Kalau mau, ia berpeluang besar menduduki posisi strategis di perusahaan besar tersebut.





Namun, wanita yang sekarang berusia 27 tahun ini memilih memenuhi passion-nya, dengan mendirikan perusahaan baru di luar SSI. Ia merasa, membangun komunitas dan membuat orang-orang percaya dengan visinya merupakan hal yang lebih menantang.





Christina mendirikan Travelio, perusahaan startup yang membidangi sewa properti online pada 2015. Keputusan itu justru mendapat dukungan dari sang ayah, Johannes Suriadjaja, Presdir SSI, yang melihat potensi di industri digital. “Orang tua saya juga sangat terbuka dengan pilihan hidup yang saya jalankan, karena tidak mengharuskan untuk meneruskan bisnis keluarga,” kata Christina. “Yang terpenting, bagaimana kami harus memegang teguh nilai-nilai integritas,” katanya lagi.





Lahirnya Travelio dimulai dari pitching bisnis yang dilakukan oleh Hendry Rusli, Co-founder dan kini CEO Travelio, kepada lembaga family fund milik keluarga Suriadjaja. Family fund ini merupakan inisiatif mendiang Benjamin Suriadjaja untuk memberikan pendanaan kepada aktivitas yang bersifat non-profit dancorporate social responsibility (CSR). Namun, family fund ini juga fokus digunakan untuk melakukan investasi langsung (direct investment) pada perusahaan startup lokal. “Ketika itu, ayah saya menunjukkan proposal bisnis mereka untuk dipelajari,” kata Christina. Melihat adanya kesamaan visi-misi, Travelio mendapat modal pendanaan dari SSI serta dana pribadi Christina. Maka, Christina pun tercatat sebagai co-founder perusahaan rintisan ini.





Christina menyelesaikan pendidikan di University of Southern California Marshall School of Business. Ia juga telah meraih gelar master pada bidang real estatedari Cornell University. Perempuan ini sempat mengawali karier sebagaimanagement trainee di InterContinental Hotels Group di Singapura. Namun setelah Travelio berkembang sekitar empat bulan, ia makin tertarik dengan Travelio dan memutuskan keluar dari InterContinental.





Di struktur organisasi Travelio, Christina duduk sebagai chief strategy officer. Ia bertanggung jawab di bidangperancangan strategi bisnis, pengelolaan properti, dan hubungan investorMulanya, model bisnis Travelio adalah menyediakan layanan tawar-menawar hotel secara online. Setelah mempertimbangkan prospek bisnis, ia bersama Hendry dan Christie Amanda (sebagai chief operating officer) mengambil langkah pivoting dengan mengubah model bisnis ke penyewaan properti pribadi pada Januari 2017.





Perubahan model bisnis ini ternyata menarik minat kalangan modal ventura dan investor lainnya, yang bersedia mengucurkan pendanaan. Pada pendanaan pra-seri A pertengahan 2016, Travelio memperoleh sekitar US$ 2 juta dari modal ventura asal China, Gobi Partners, serta Anthull Ventures dan Kuok Group. Lalu, pertengahan 2018, dalam putaran pendanaan seri A, mengucur dana US$ 4 juta dari sekumpulan investor yang dipimpin oleh Vynn Capital, dan didukung Insignia Ventures Partners, Fenox Venture Capital, IndoGen Capital, dan Stellar Kapital.





Christina mengatakan, Travelio baru saja menutup pendanaan seri B, meski investor dan nilainya belum diumumkan. “Dengan semakin banyak suntikan dana yang masuk ke Travelio, kepemilikan SSI tidak lagi mayoritas dan sudah tidak menjadi bagian anak usaha,” kata anak pertama dari tiga bersaudara ini.





Dengan permodalan yang solid, saat ini Travelio telah menjangkau 5.000 unitlisting properti dari pihak ketiga dan 1.800 unit apartemen yang dikelola langsung oleh Travelio Property Management. Di samping model listing, layanan Travelio Property Management menyediakan pengelolaan apartemen bagi individu dan pengembang.





Christina menjelaskan bahwa layanan dari pihaknya ini untuk memaksimalkan potensi penyewaan apartemen dengan membantu investor atau pemilik apartemen mengelola properti mereka. Nantinya pemilik properti dapat memantau laporannya secara terperinci melalui aplikasi Lio Partner.





Lewat Travelio, orang bisa memesan apartemen fully furnished, baik harian, bulanan, maupun tahunan. “Pemilik properti hanya perlu kasih kunci, semuanya kami kelola,” ujar Christina yang terpilih sebagai EY NextGen Award Winner 2017.





Kini Travelio yang diperkuat 150 karyawan telah memiliki 98 ribu member. Adapun segmen pasarnya terbagi menjadi dua, yaitu short stay dan long stay. Untuk short stay, karakteristik konsumennya: rentang usia 28-45 tahun; 70 persen WNI dan 30 persen WNA. Sementara yang long stay, kalangan usia 23-35 tahun, 95 persen WNI dan 5 persen WNA.





Tak bisa dimungkiri, perkembangan Travelio selama ini juga berkat koneksi dari bisnis keluarga yang cukup kuat. Salah satunya, perusahaan kontraktor Nusa Raya Cipta yang mengerjakan mayoritas proyek residential development.Travelio juga bekerjasama dengan Airbnb dan Booking.com sebagai platform distribusi yang menyediakan demand, sementara Travelio menyediakan supplyproperti. “Competitiveness kami adalah memiliki jaringan pemilik properti dandeveloper,” kata Christina.





Ke depan, dengan visi menjadi rental apartemen terbesar di Indonesia, Travelio menargetkan dapat mengelola 10.000 unit apartemen hingga akhir tahun ini. “Kami menargetkan mencapai market share terbesar dari sisi suplai, sekaligus menjaga kualitas,” katanya.





Sebagai seorang next-gen entrepreneur, Christina mengaku banyak belajar dari kakeknya, Benjamin Suriadjaja, dan kakak kakeknya, William Suryadjaja (pendiri Grup Astra). “Mereka memberi pengaruh kuat mengenai value yang harus dipegang dalam hidup, seperti (punya) integritas, bertanggung jawab, dan dapat dipercaya,” katanya. Prinsip lainnya, tidak boleh membebani keluarga meski memiliki privilege dari bisnis dan aset yang ada. “Kita harus bisa menciptakan suatu value yang tidak hanya untuk keluarga tetapi juga masyarakat Indonesia,” katanya tentang petuah sang kakek.





Gaya manajemen yang ia ikuti antara lain sangat terstruktur dan ketat terhadapkey performance indicator (KPI). “Saya belajar dari kakek bahwa target sifatnya harus hitam dan putih serta terstruktur, namun harus mix terhadap pandangan subjektif. Karena apa pun yang terjadi, karakter selalu lebih penting dibandingkan skill,” Christina menegaskan.





Terlahir dari keluarga pebisnis, Christina sehari-hari terlibat dalam perbincangan bisnis dengan keluarganya. Dua kali dalam seminggu keluarganya mengadakan makan malam bersama untuk membahas bisnis. Kemudian, sekali dalam dua atau tiga bulan berkumpul dengan keluarga besar juga untuk membahas bisnis. “Keterlibatan orang tua dalam perusahaan biasanya sebatas advisory dari segicorporate governance, legal, dan struktur perusahaan,” ungkap sepupu Michael Soeryadjaya (Dirut Saratoga) dan Arif. P Rachmat (Chairman Triputra Agro Persada) ini.





Seorang next-gen, menurut Christina, tak perlu takut menguasai sumber daya yang diberikan oleh keluarga. “Terkadang seorang next-gen yang membangun perusahaan sendiri tidak ingin diasosiasikan dengan perusahaan keluarga. Tetapi kalau itu menjadi advantage, kenapa tidak?” katanya. “Namun, kita memang harus bisa memberikan value kepada mereka,” tambahnya. (*)





Sumber :
https://swa.co.id/next-gen/profile-next-gen/christina-suriadjaja-kembangkan-travelio-dengan-disiplin-pada-kpi





kost berantakan, kotor, dan kurang nyaman? klik jasa bersih kost jogja untuk mendapatkan solusi terbaik


Download >>

BKPM akan pertemukan ratusan startup dengan Pemda


JAKARTA. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) turut serta mengembangkan iklim perusahaan rintisan alias startup di dalam negeri. Dalam rangka mendorong investasi dan peningkatan lapangan kerja, BKPM berencana mempertemukan sekitar 250 startup dengan para investor, pemerintah daerah, serta kementerian dan lembaga.





Pertemuan besar tersebut rencananya diselenggarakan melalui Regional Investment Forum (RIF) pada 11 Maret mendatang. Kepala BKPM Thomas Lembong mengatakan pertemuan RIF bertujuan untuk mengkomunikasikan berbagai kemajuan dan peluang investasi langsung dari para perintis usaha kepada investor maupun stakeholders lainnya.





Sementara, Direktur Fasilitas Promosi Daerah BKPM Indra Darmawan menjelaskan, acara tahunan ini diharapkan dapat menjadi momentum pembuka mata bagi pemerintah daerah untuk melihat potensi ekonomi digital di daerahnya masing-masing.





"Sehingga jejaring diperluas, (startup) yang memerlukan bantuan, akses, fasilitas, atau merasa usahanya sulit berkembang di daerah tersebut, bisa Pemda respon," kata Indra, Rabu (6/3).





Melalui beberapa sesi acara dalam RIF 2019, BKPM menggelar diskusi panel dengan pemangku kepentingan meliputi pemerintah pusat dan daerah, asosiasi, serta pelaku usaha terkait, untuk membuka wawasan tentang pengaruh dan masa depan ekonomi digital di Indonesia.





Juga kegiatan parallel yang terdiri dari Digital Startup Pitching session untuk memfasilitasi beberapa startup terpilih dari berbagai sektor seperti agritech, fishery tech, pendidikan, kesehatan, pariwisata/event, makanan, dan properti).





Pengusaha startup nantinya dapat melakukan One-on-One Meeting (03M) antara calon investor dan stakeholder terkait termasuk startup, dalam rangka membuka jalur komunikasi dengan pemerintah.





Founder dan CEO Crowde Yohanes Sugihtononugroho menilai, selama ini komunikasi dengan pemeritah daerah menjadi salah satu tantangan yang berat bagi startup yang bergerak di daerah seperti Crowde. Crowde merupakan platform pemodalan bersama yang ditujukan bagi para petani, peternak, dan nelayan.





"Sebagai pelaku ekonomi digital kami sangat berharap bisa berkolaborasi dengan pemda dan membantu mendorong perkembangan ekonomi. Kita banyak berinteraksi dengan petani di desa dan kita melihat sangat minimnya kolaborasi para pelaku dan pemerintah, saling tidak tahu dan tidak mengerti," ujar Yohanes, Rabu (6/3).





Yohanes juga mendukung upaya pemerintah dalam mempermudah dan menyederhanakan proses perizinan berusaha melalui OSS. Terutama dengan dikembangkannya aplikasi Kopi Mantap (Koordinasi Pengawalan Investasi Memanfaatkan Apikasi) sebagai protokol komunikasi untuk mengawal proses kegiatan investasi atau usaha yang telah memperoleh izin melalui OSS.





"Dengan adanya hal seperti ini akan sangat membantu. Kita sadar kolaborasi dengan pemerintah itu sangat amat penting," tandas dia.





Regional Investment Forum (RIF) akan diselenggarakan 1 11 Maret 2019 dan dihadiri kalangan pemerintah pusat, daerah, dan BUMN. Di antaranya Menkominfo Rudiantara, Kepala BKPM Thomas Lembong, Deputi Pengembangan Destinasi Pariwisata Dadang Ratman, Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Wakil GubernurJawa Timur Emil Dardak, serta Vice President Media and Digital Wiseto Prasetyo Agung





Sumber : https://nasional.kontan.co.id/news/bkpm-akan-pertemukan-ratusan-startup-dengan-pemda





Reporter: Grace Olivia
Editor: Azis Husaini





kost anda kotor dan tidak nyaman? klik jasa bersih kost jogja untuk solusi terbaik


Download >>

Kreasitus Sasar Pasar UMKM dan Profesional


Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Tercatat 60% pertumbuhan ekonomi nasional didorong oleh UMKM. Sebanyak 59,2 juta UMKM yang ada di Indonesia, namun baru 8 persen yang memanfaatkan platform digital. Berangkat dari kondisi tersebut, PT Prima Gelora Indo, yang digawangi lima anak muda yang kompeten di bidangnya masing-masing - yang bergerak di bidang platform online, memperkenalkan Kreasitus.





“Kreasitus adalah website builder yang diperuntukkan bagi UMKM dan profesional perorangan di Indonesia, dengan menyediakan layanan website profesional yang tepat sasaran, mudah, cepat, dengan harga terjangkau. Sesuai dengan namanya Kreasitus, yang memiliki arti KREASIkan siTUSmu, situs web ini akan memberi lebih banyak kebebasan para penggunanya untuk berkreasi,” ujar Rinaaldi Soerja Djanegara, CEO Kreasitus dalam keterangan rilisnya di Jakarta (6/3/2019).





Di era digital saat ini, di mana media internetmenjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari gaya hidup saat ini, begitupun dalam hal bisnis usaha. Membuka usaha tidak lagi cukup dengan hanya mempunyai sebuah toko dalam wujud nyata. Akan tetapi zaman sekarang kebutuhan ‘penampilan’ toko yang menarik yang dapat diakses melalui internet, sudah menjadi kebutuhan bisnis usaha untuk memperkenalkan produk mereka kepada konsumen, baik di dalam maupun di luar negeri.





Pelaku usaha biasanya menghadapi beberapa kendala dalam pembuatan situs web, di antaranya: tidak memiliki kemampuan untuk coding; tidak memiliki kemampuan berkreasi dalam warna, tata letak dan tulisan; sistem pembayaran yang tidak dimiliki oleh semua orang terutama UMKM seperti pembayaran dengan kartu kredit; dan sulit dalam pengoperasian situs, sehingga membutuhkan pihak lain.





“Kreasitus hadir memberikan solusi dengan menciptakan platform yang dapat menyederhanakan proses pembuatan situs web, menepis semua kendala yang ada, dan memungkinkan setiap orang untuk membangun situs webnya sendiri dengan penuh gaya dan dirancang dengan baik, serta memberi lebih banyak kebebasan di tangan mereka,” tambah Rinaldi.





Chandra Negara, Direktur Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri BEKRAF, yang hadir dalam acara ini mengatakan, kegiatan bisnis berbasis digital di Indonesia sangat berperan dalam menggerakkan pertumbuhan UMKM Nasional. Ini menjadi salah satu pengenalan inovasi kreatif dari anak muda Indonesia untuk negerinya khususnya dalam sektor UMKM. Dengan adanya Kreasitus, pihaknya berharap ekonomi keseluruhan bisa ikut berkembang bersama, khususnya di sektor kreatif.





Andre Himawan, Staf Direktorat Pemberdayaan Usaha, BKPM, mengungkapkan, sudah saatnya para entrepreneur, khususnya UMKM mengikuti perkembangan teknologi. Mengapa UMKM dan profesional perorangan perlu membuat situs web? Karena banyak sekali manfaat yang didapat dengan membangun situs web, diantaranya : Memudahkan orang untuk mencari produk/jasa yang mereka butuhkan, karena akses informasi lebih jelas dan menarik, baik dalam bentuk gambar, teks maupun video; Menjangkau pasar lebih luas, Indonesia memiliki 130 juta pengguna internet, dan dapat menjangkau pasar internasional.





Hanung Harimba Rachman, Staf Ahli Kementerian Koperasi dan UKM, menjelaskan, apa yang dilakukan oleh Kreasitus, sejalan dengan Gerakan Nasional Digitalisasi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), yaitu
8 juta UMKM dan ekonomi kerakyatan. Hal ini dalam rangka mewujudkan visi ekonomi Indonesia 2020 menjadi “The Digital Energy of Asia”.





“Saat ini, situs web yang kami bangun masih pada tahap Beta. Kami sudah bekerja sama degan 100 calon pengguna (di luar partisipan yang akan menjadi pelanggan) yang memberikan umpan balik/feedback, dan kami akan memakai feedback tersebut sebagai arahan pengembangan produk kami selanjutnya. Karena di tahap ini yang kami inginkan produk ini tepat sasaran, dibangun sesuai kebiasaan dan kebutuhan orang Indonesia, dan yang kami dapatkan ini tidak bisa ditiru oleh platform web builder lain. Hal ini hanya dapat tercapai jika kami bisa tumbuh dan berevolusi dengan target kami, yaitu masyarakat Indonesia itu sendiri,” ungkap Rinaldi.





Kreasitus menawarkan layanan berlangganan mulai dari Rp 80.000 per ulan hingga berlangganan per tahun, yang tentunya dengan harga yang lebih ekonomis. Juga, mudah digunakan dan dapat dikreasikan sendiri. Tidak semua orang bisa membuat konten, apalagi mengoperasikan situs web. Kreasitus sudah menyediakan template bagi para pemakai yang ingin praktis dan desain menarik dengan sistem Drag and Drop bagi yang menyukai detailing (terperinci).





Kreasitus memberikan solusi pembayaran yang mudah, melalui Indomaret, virtual account, kartu debit, kartu kredit, dan kedepannya akan bekerja sama dengan fintech seperti Ovo dan Gopay.





Beberapa UKM yang telah memakai Kreasitus pada tahap ini, WO – usaha wedding organizer; 'enjiphotography' -jasa fotografer dan Ingram – jasa penyewaan genset. “Hadirnya Kreasitus, diharapkan dapat membantu salah satu tujuan pemerintah, yakni memajukan sektor UMKM di era digital saat ini, agar dapat bersaing di pasar internasional.





Sumber : https://swa.co.id/swa/trends/kreasitus-sasar-pasar-umkm-dan-profesional





apakah rumah anda berantakan namun anda tidak sempat membersihkannya? jangan khawatir, serahkan kepada kami, klik jasa bersih rumah jogja


Download >>

Update App