KlinKlin Indonesia merupakan jasa cleaning service panggilan no.1 di Indonesia. Kami melayani jasa bersih kost Bandung, jasa bersih rumah Bandung dan cleaning service Bandung. Cabang kami tersebar di berbagai wilayah seperti cleaning service jakarta, bandung, jogja, surabaya, malang, semarang, balikpapan, bontang dan lainnya. Hubungi 085877678008
Showing posts with label vale indonesia. Show all posts
Showing posts with label vale indonesia. Show all posts

Dicadangkan untuk belanja modal, tahun ini Vale Indonesia tak bagi dividen


JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) memutuskan untuk tidak membagikan dividen dari periode tahun buku 2018. Keputusan ini diambil setelah melewati proses rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada Selasa, (2/4).





Direktur PT Vale Indonesia Tbk Bernardus Irmanto mengatakan, pertimbangan utama INCO tidak membagikan dividen karena kondisi kas yang akan dicadangkan guna pemenuhan belanja modal yang cukup besar di tahun 2019.





Capital expanditure (Capex) tahun ini di kisaran US$ 165 juta yang diambil dari kas. Naik signifikan jika dibandingkan dengan tahun lalu US$ 83 juta,” ujar Irmanto saat ditemui usai RUPST INCO, Selasa (2/4).





Penggunaan capex tahun ini utamanya untuk menyiapkan dana guna pengembangan blok Pomalaa dan blok Bahadopi. Oleh karenanya butuh dana segar yang tidak sedikit. Untuk diketahui, laba bersih INCO tahun ini sebesar US$ 65 juta.





Sumber :
https://investasi.kontan.co.id/news/dicadangkan-untuk-belanja-modal-tahun-ini-vale-indonesia-tak-bagi-dividen
Reporter: Yoliawan H 
Editor: Herlina Kartika





butuh cleaning service panggilan jogja ? segera hubungi kami







Download >>

Vale Indonesia: Kesepakatan Blok Pomalaa dan Bahadopi akan rampung kuartal II-2019


JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) berharap proses kesepakatan joint venture pengelolaan tambang di blok Pomalaa dan blok Bahadapi dapat rampung di kuartal II-2019. Pasalnya pihak-pihak yang ingin ambil bagian di tambang ini sudah makin mengerucut.





Wakil Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk Febriany Eddy mengatakan, saat ini pihaknya tengah dalam proses finalisasi terkait kesepakatan dengan pihak yang ingin melakukan joint venture (JV) mengenai besaran kapasitas dan kepemilikan saham dari tambang tersebut.





“Kami masih negosiasi alot. Untuk blok Bahadopi sudah mengerucut ke dua partner dari China sedangkan untuk blok Pomalaa kemungkinan Sumitomo dari Jepang. Keduanya masih dalam tahap kesepakatan komersial,” ujar Febriany usai acara RUPS INCO, Selasa (2/4).





Terkait kepemilikan, menurut Febriany untuk blok Pomalaa INCO, anggota indeks Kompas100 ini mengharapkan bisa memiliki 20%-30%. Sedangkan untuk blok Bahadopi diharapkan bisa menjadi mayoritas.





Nico Kanter, Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk mengatakan, pihaknya tengah terus menggenjot agar kesepakatan ini segera selesai. “Kami juga sambil melakukan proses perizinan secara beriringan,” ujar Nico.





Terkait pendanaan, Direktur PT Vale Indonesia Tbk Bernardus Irmanto mengatakan pihaknya akan menggunakan project financing dan equity partnership tersebut, untuk INCO akan menggunakan kas internal.





Sumber:
https://investasi.kontan.co.id/news/vale-indonesia-kesepakatan-blok-pomalaa-dan-bahadopi-akan-rampung-kuartal-ii-2019
Reporter: Yoliawan H 
Editor: Herlina Kartika





apakah anda ingin rumah atau kos anda bersih, namun tidak memiliki waktu untuk membersihkannya? hubungi kami segera cleaning service panggilan jogja


Download >>

Selain Vale Indonesia (INCO), Empat Perusahaan Lagi Wajib Divestasi Tahun Ini


JAKARTA. Rencana divestasi saham perusahaan tambang terus bergulir. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, setelah PT Freeport Indonesia, ada enam perusahaan mineral yang memiliki kewajiban divestasi terhitung hingga tahun 2020.





Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM, Yunus Saefulhak menjelaskan, sejatinya ada lima dari enam perusahaan yang memiliki tenggat waktu divestasi hingga akhir tahun ini.





Kelima perusahaan itu adalah PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Natarang Mining, PT Galuh Cempaka, PT Kasongan Bumi Kencana dan PT Ensbury Kalteng Mining. Sedangkan satu perusahaan lagi, yakni PT Nusa Halmahera Mineral, memiliki batas waktu hingga 2020 untuk menunaikan kewajiban divestasi.





"Ada lima perusahaan (dengan tenggat waktu divestasi tahun ini), sementara untuk batas waktu hingga 2020 adalah Nusa Halmahera Mineral," ungkap Yunus saat ditemui di Kompleks DPR RI, kemarin.





Sebagian perusahaan tersebut mengelola pertambangan emas. Yunus bilang, masing-masing perusahaan itu memiliki porsi yang berbeda dalam kewajiban divestasi sahamnya terhadap kepemilikan Indonesia. Perinciannya adalah, Natarang Mining sebesar 21%, Ensbury Kalteng Mining sebesar 20%, Kasongan Bumi Kencana sebesar 12%, Galuh Cempaka sebesar 17%, serta Vale Indonesia sebesar 20%.





Kelak, kata Yunus, skema divestasi yang dijalankan oleh keenam perusahaan itu tetap sama, yakni bisa terlebih dulu melakukan penawaran secara business to business (B to B), namun dengan tetap memberikan laporan kepada Kementerian ESDM.





Saat ini, baru ada dua perusahaan yang sudah memberikan laporan resmi kepada Kementerian ESDM terkait rencana divestasi saham. "Yang sudah menulis surat secara resmi baru Vale dan Natarang," sebut Yunus.





Kedua perusahaan itu sudah memulai proses negosiasi dengan perusahaan BUMN, yakni PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan PT Aneka Tambang (ANTM).





Menunggu arahan





Ketua Indonesian Mining Association (IMA) Ido Hutabarat menilai, dengan skema B to B, sebenarnya pihak swasta belum tentu tertarik. Alasannya, pertama, nilai valuasi dari porsi saham yang didivestasikan.





Kedua, valuasi tersebut utamanya menyangkut nilai deposit atau cadangan komoditas mineral yang bisa ditambang. Ketiga, terkait dengan kepastian hukum, misalnya, berapa lama perusahaan bisa mengoptimalkan penambangan atas deposit tersebut.





Keempat, mengenai nilai keekonomian dan ketersediaan pasar dari komoditas atau hasil olahannya, terutama soal pembangunan fasilitas pengolahan (smelter), mulai dari nilai investasinya hingga bagaimana kesiapan pasar komoditas dan hasil olahan itu.





Inalum dan ANTM terlihat masih malu-malu untuk menunjukkan ketertarikannya terhadap saham divestasi sejumlah perusahaan tadi. Head of Corporate Communication and Government Relation PT Inalum, Rendi A Witular mengatakan, pihaknya masih masih menunggu arahan dari kementerian terkait, yakni Kementerian ESDM dan Kementerian BUMN. "Kami masih menunggu arahan regulator," ungkap dia.





Direktur Utama ANTM Arie Prabowo Ariotedjo enggan berbicara banyak. "Saya minta tim untuk cek," kata dia. Sebelumnya ANTM menyatakan tertarik dengan divestasi saham milik Nusa Halmahera Mineral. Arie pernah mengatakan ANTM sedang menunggu hasil kajian independen dari Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) atas valuasi perusahaan itu. "Jika sudah selesai, kami mungkin bisa ke tahap berikutnya," kata Arie.





Sumber : https://insight.kontan.co.id/news/selain-vale-indonesia-inco-empat-perusahaan-lagi-wajib-divestasi-tahun-ini





Reporter: Ridwan Nanda Mulyana
Editor: Tedy Gumilar





klik disini jika anda membutuhkan jasa bersih kost dan rumah jogja


Download >>

Update App